Indonesia Disebut-sebut Masuk ke Fase Deindustrialisasi, Menperin Bantah dengan Sederet Data

Indonesia Disebut-sebut Masuk ke Fase Deindustrialisasi, Menperin Bantah dengan Sederet Data

Indonesia disebut sebut tengah masuk ke dalam fase deindustrialisasi. Diketahui, deindustrialisasi merupakan istilah kondisi industri tak dapat lagi berkontribusi sebagai basis pendorong utama perekonomian di suatu negara. Menanggapi hal itu, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita langsung memberikan bantahan.

Menurut Menperin Agus, kondisi kinerja industri di Indonesia dalam kondisi sangat baik. Hal ini diungkapkannya berdasarkan sejumlah data dan fakta. Adapun, bantahan Menperin diungkapkan dalam acara Apresiasi Resilience and Sustainable Industri 2023, di Jakarta, Senin (11/12/2023). "Indonesia sekarang sedang dalam proses deindustrialisasi? Saya mau tanya kepada Bapak Ibu sekalian, setuju atau enggak bahwa Indonesia sedang dalam proses deindustrialisasi? Tidak kan," papar Menperin Agus.

Reaksi Keluarga Tahu Awan Kecanduan Judi Online, Beda dengan Arzum Balli yang Mati matian Nasihati Kisah Lengkap Arzum Balli Bule Austria Ceraikan Petugas PPSU Jakarta, Dulu Pernikahan Viral Indonesia Disebut sebut Masuk ke Fase Deindustrialisasi, Menperin Bantah dengan Sederet Data

Menperin Agus Gumiwang Sebut Indonesia Tidak Sedang Alami Deindustrialisasi, Ini Datanya Tekor Karena Judi Online, Awan Berdalih Jual Rumah ke Adiknya, Arzum Balli Kekeh Punya Bukti Bantah Pernyataan Prabowo Soal Kerahasiaan Data Pertahanan, Pengamat Sebut Tak Semua Data Rahasia

Hasil Survei Elektabilitas Capres Terbaru, Surya Paloh Buka Bukaan Soal Peluang Anies Cak Imin Halaman all Pertama, kontribusi sektor manufaktur terhadap perekonomian nasional atau Produk Domestik Bruto (PDB) itu rata rata sekitar 18,75 persen. Kemudian, pertumbuhan kinerja manufaktur pada kuartal III 2023 tumbuh sangat baik 5,2 persen.

Angka tersebut bahkan mampu melompati angka pertumbuhan ekonomi nasional yang berada pada angka 4,94 persen di kuartal III 2023. "Gampang saja kok jawabnya, dengan data. Bahwa secara konsisten dalam beberapa tahun terakhir kontribusi dari sektor manufaktur terhadap PDB itu rata rata sekitar 18,75 persen, dan kalau kita lihat juga pertumbuhan manufaktur dalam kuartal III 2023 tumbuh sangat baik 5,2 persen," ungkap Menperin. Data yang dibeberkan Agus Gumiwang selanjutnya yakni terkait kinerja investasi di sektor manufaktur yang cukup besar.

Sebesar 40 persen dari total investasi yang masuk ke Indonesia, masuk ke dalam sektor manufaktur. Lalu, sektor manufaktur tercatat berkontribusi sangat dominan terhadap kinerja ekspor Indonesia. Yakni ekspor manufaktur berkontribusi 73 persen terhadap ekspor nasional. Tak sampai di situ, Kemenperin juga mengungkapkan industri manufaktur nasional masih mencatatkan fase ekspansi, yang tercermin dari hasil survei Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia dan laporan Indeks Kepercayaan Industri (IKI).

Untuk IKI pada November 2023 naik 1,73 poin menjadi 52,43, dibandingkan Oktober yang hanya 50,70 poin. Sementara, PMI manufaktur Indonesia tercatat sebesar 51,7 poin pada November 2023. Angka tersebut naik tipis 0,39 persen dibandingkan pada bulan sebelumnya yang sebesar 51,5 poin. "PMI ini juga rekor, Alhamdulillah di mana 25 bulan berturut turut PMI kita juga berada pada titik di atas 50 artinya Industri manufaktur kita sedang ekspansi," papar Menperin Agus.

"Dan Bapak Ibu sekalian, hanya 2 negara di dunia yang mencatat rekor PMI di atas 50 poin dalam 25 bulan berturut turut. yaitu Indonesia dan India," paparnya. Meski demikian, Agus mengingatkan kepada seluruh jajaran di Kemenperin dan juga seluruh pelaku industri untuk jangan berpuas diri. Menperin mendorong seluruh pihak untuk terus melanjutkan tren positif ini agar kinerja perindustrian dapat mendongkrak ekonomi dalam negeri.

"Sederhana dari data data yang tadi saya sampaikan, ini tentu sangat bisa mematahkan pandangan yang tadi saya sampaikan bahwa di Indonesia sedang terjadi proses deindustrialisasi," ungkap Menperin. "Bahwa kita puas? saya yakin tidak. Bapak dan Ibu sebagai pelaku usaha saya yakin juga tidak puas," pungkasnya. Diketahui, sejumlah pihak ada yang menyebut Indonesia mengalami deindustrialisasi dikarenakan pemerintah tidak punya strategi yang jelas. Salah satunya sempat diutarakan dan disorot oleh Ekonom Senior, Faisal Basri.

Katanya, Pemerintah di Indonesia justru memfokuskan melakukan hilirisasi yang dinilai menguntungkan China hingga 90 persen dari komoditas nikel. "Tidak ada strategi industrialisasi, yang ada adalah kebijakan hilirisasi. Sekadar bijih nikel diolah jadi NPI atau jadi feronikel, lalu 99 persen diekspor ke China. Jadi hilirisasi di Indonesia nyatanya mendukung industrialisasi China," ucap Faisal beberapa waktu lalu.

NEC Indonesia dan PIDI 4.0 Jalin Kolaborasi, Kembangkan Talenta Digital di Industri Manufaktur

NEC Indonesia dan PIDI 4.0 Jalin Kolaborasi, Kembangkan Talenta Digital di Industri Manufaktur

PT NEC Indonesia (NEC Indonesia) berkolaborasi dengan Pusat Industri Digital 4.0 (PIDI 4.0) Kementerian Perindustrian RI menyelenggarakan lokakarya untuk mendukung pengembangan talenta digital khususnya di industri manufaktur di gedung PIDI 4.0, Jakarta, Rabu, 2 Agustus 2023. Lokakarya kali ini berfokus kepada solusi Enterprise Resource Planning (ERP) di mana para peserta diperkenalkan kepada aplikasi ERP di dunia nyata (use case) yang dapat membantu mereka memahami bagaimana sistem ERP yang canggih merupakan bagian integral dari peningkatan efisiensi bisnis, kecerdasan, produktivitas, dan mendukung operasi manufaktur yang kompleks. Di lokakarya ini, NEC menyampaikan beberapa kisah suksesnya dalam mengimplementasikan proyek yang mengubah rantai pasokan menggunakan teknologi ERP berbasis cloud dari IFS. Lokakarya juga mencakup kunjungan ke berbagai stan demo yang diselenggarakan oleh mitra industri PIDI 4.0, seperti NEC.

Direktur PIDI 4.0 Arnes Lukman mengatakan, untuk mewujudkan target dan sasaran dalam peta jalan Making Indonesia 4.0, PIDI 4.0 giat mengadakan berbagai kegiatan kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan untuk menciptakan industri nasional yang berdaya saing dan SDM industri yang memiliki kecakapan yang selaras dengan transformasi teknologi industri 4.0. "Kami menyambut baik kerjasama dengan mitra industri termasuk NEC Indonesia dalam kegiatan kegiatan yang dapat meningkatkan kapabilitas SDM industri dalam berkarya di era industri 4.0,” ujarnya. Kata Ganjar dan TKN soal Pernyataan Guntur Soekarnoputra Mengenai Jokowi

Sesalkan Ucapan Guntur Soekarnoputra, Relawan Jokowi Pro Prabowo: Dilandasi Sakit Hati Hore, Sekarang Bisa Pantau Kota Pontianak Lewat CCTV Pernyataan Politik Guntur Soekarnoputra Jadi Sorotan, Sebut Nama Jokowi Saat Kampanye Ganjar Mahfud

DEAL RESMI Transfer LIGA INGGRIS Pekan 4 Januari 2024: Man City 3, MU 9, Liverpool 14, Arsenal 3 Halaman 4 Relawan Jokowi Pro Prabowo Sesalkan Pernyataan Guntur Soekarnoputra Soal Joko Widodo Mau Diapain Survei Capres 2024 Terbaru Hari Ini Litbang Kompas dan 4 Lembaga, Paslon Terkuat di Semua Provinsi

Perlu Jadi Pertimbangan, Ini 4 Kriteria Rumah yang Cocok untuk Milenial dan Gen Z Presiden Direktur NEC Indonesia Joji Yamamoto mengatakan, salah satu hal penting dalam industri 4.0 khususnya manufaktur adalah Smart Factory dimana transformasi digital diperlukan untuk setiap tahap proses manufaktur di era ini. Dia mengatakan, kemampuan SDM dalam memahami serta menggunakan berbagai teknologi digital juga merupakan keharusan dalam pengadopsian industri 4.0.

"Sebagai salah satu mitra industri dari PIDI 4.0, kami sangat senang dapat membagikan pengetahuan serta pengalaman global NEC dalam penerapan teknologi dan solusi digital kepada pelaku industri di Indonesia," ujar Joji Yamamoto. Dia berharap ke depan dapat terus berkolaborasi dengan PIDI 4.0 untuk membantu industri di Indonesia bertransformasi menuju industri 4.0. Secara global, perusahaan di semua sektor menghadapi berbagai hambatan, termasuk inflasi harga material, munculnya teknologi Kecerdasan Buatan (AI), dan sifat dinamis pergerakan rantai pasokan.

Kondisi industri di Indonesia juga tidak luput dari perubahan ini, dimana semua proses dituntut cepat dan efisien, dan hanya bisa dicapai dengan penerapan teknologi yang mendukung transformasi digital.