Ramai Soal Pembahasan Penyakit X, Ahli Sebut Indonesia Termasuk Rawan

Ramai Soal Pembahasan Penyakit X, Ahli Sebut Indonesia Termasuk Rawan

Baru baru ini Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) membahas soal potensi Penyakit X. Penyakit X adalah istilah untuk menggambarkan penyakit yang belum diketahui patogennya tapi berpotensi menyebabkan krisis kesehatan global. Menurut Ahli Kesehatan Masyarakat sekaligus Epidemiolog Dicky Budiman Indonesia termasuk rawan untuk kemunculan penyakit x atau infeksi baru.

Menurutnya ada beberapa faktor yang menyebabkan Indonesia rawan menghadapi penyakit X. Pertama karena faktor geografi. Indonesia merupakan negara kepulauan. Sehingga terdapat keragaman geografi. Di sisi lain Indonesia dekat dengan negara lain karena diapit oleh dua benua yaitu Asia dan Australia.

Kedua, Indonesia memiliki densitas yang tinggi, populasi Indonesia hampir 270 juta. Kerap Jadi Korban KDRT, Istri Bunuh Suaminya dan Suntikkan Racun ke Bagian Intim Dilaporkan Hilang, Sumarno Ternyata Dibunuh Istri Pakai Racun Rumput, Mayatnya Ditemukan Membusuk

Mengenai Penyakit X yang Kini Ramai, Indonesia Disebut masuk Daerah Rawan Prediksi Timnas Indonesia vs Australia: Pemain Negeri Kanguru Ini Sebut Tim Garuda Punya 'Faktor X' Kerap Dapat KDRT, Istri di Sumbar Racun Suami, Mayat Membusuk di Dekat Kandang Kambing

Mantan Pemain Asing Madura United Ini Sebut Timnas Indonesia Punya Faktor X saat Lawan Australia Hasil Survei Elektabilitas Capres Terbaru, Surya Paloh Buka Bukaan Soal Peluang Anies Cak Imin Halaman all Tingginya desintas dari populasi di beberapa area bisa berpotensi mudahnya penularan penyakit.

"Seperti di kota besar padat, terutama dengan lokasi wilayah tinggal dengan padat penduduk dan interaksinya tinggi," jelas Dickym Ketiga, dari segi infrastruktur kesehatan, ada beberapa wilayah yang belum memadai bahkan masih buruk. Khususnya di daerah terpencil. "Dan ini akan menjadi tantangan dalam mengakses layanan kesehatan. Sehingga pada gilirannya akan menjadi kendala atau masalah dalam deteksi," jelas Dicky.

Keempat, secara ekologi Indonesia kaya akan beragam jenis tumbuhan dan hewan. Indonesia juga memiliki laut dan hutan tropis, dua hal ini pun meningkatkan risiko penyakit zoonosis Penyakit zoonosis adalah penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia.

"Nah kedekatan kontak antara hewan liar dengan domestik termasuk manusia sendiri, itu berpotensi meningkatkan peluang dari patogen ini untuk pindah spesies," urainya. Kelima, faktor iklim. Kondisi iklim di Indonesia membuat penyakit bisa menular dan berkembang lebih mudah. Terakhir, Indonesia punya peran besar perdagangan internasional dan mobilitas.

Menurut Dicky aktivitas ini dapat mendorong sebaran penyakit infeksi. Banyak pintu masuk di Indonesia, seperti bandara dan pelabuhan. "Ini bisa berperan, memfasilitasi dan berpotensi titik masuknya penyakit itu. Karenanya sangat penting negara Indonesia, calon pemimpin harus tahu. Kalau tidak bisa mengelola jadi masalah atau bumerang," tutupnya.

Artikel ini merupakan bagian dari KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

Cegah Kelainan Bawaan dan Kematian, 1,2 Juta Bayi Baru Lahir Diskrining Hipotiroid Kongenital

Cegah Kelainan Bawaan dan Kematian, 1,2 Juta Bayi Baru Lahir Diskrining Hipotiroid Kongenital

Pemerintah telah skrining hipotiroid Kongenital (SHK) pada 1,2 juta bayi baru lahir fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia hingga akhir 2023. Menteri Kesehatan Budi G. Sadikin,ungkap pemeriksaan hormon tiroid ini untuk mencegah kelainan bawaan dan kematian pada bayi baru lahir. Budi menjelaskan jika angka tersebut didapat dari cakupan pemeriksaan mingguan yang terus meningkat.

Pemeriksaan mingguan awalnya menjangkau seribu anak. Kemudian naik menjadi puluhan ribu dan konsisten pada angka 60 ribu bayi per minggu selama tiga bulan terakhir. Apabila dijumlahkan selama setahun, sebanyak 1,2 bayi baru lahir tercatat sudah mendapatkan Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK).

Gelar Operasi Pasar Murah di Pasar Besar Kota Madiun, Mendag Zulkifli Hasan Bagikan Beras Gratis Pasar Kliwon Pagu, Pasar Hewan Sentra Jual Beli Kambing di Kabupaten Kediri JAWABAN Tugas Kelompok 4.2 Halaman 114 PKN Kelas 9 : 5 Peristiwa yang Pernah Terjadi di Indonesia

Dinkes Temukan Tiga Bahan Pangan di 2 Pasar Kota Tangerang Positif Mengandung Formalin Dony Tri Senang Dipanggil Shin Tae yong, Bersiap Bantu Timnas Indonesia di Piala Asia U23 Wartakotalive.com Pastikan Stabilisasi Harga Beras, Gubernur Jatim Tinjau Pasar Murah di Kota Kediri

Timnas AMIN Lantik Juru Bicara Aceh Utara Hasil Survei Elektabilitas Capres Terbaru, Surya Paloh Buka Bukaan Soal Peluang Anies Cak Imin Halaman all “Kita mulai dari 1.000 sampai 2.000 anak per minggu, kemudian naik lagi dan dalam 3 bulan terakhir sudah konsisten di angka 60 ribu. Kalau dijumlahkan angkanya sudah 1,2 juta mendekati 1,3 juta bayi yang diperiksa,” ungkap Budi pada keterangannnya, Minggu (21/1/2024).

“Kalau kita bisa konsisten di angka 60 ribu bayi saja, dalam waktu satu tahun sudah 3 juta anak sudah kita periksa,” tambah Budi. Budi pun targetkan jumlah bayi yang diperiksa setiap minggunya konsisten meningkat. “Saya harapkan dengan kecepatan yang sudah di angka 60 ribu, tahun ini bisa ditingkatkan lagi,” harap Budi.

Sebagai informasi, Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) merupakan uji saring yang dilakukan dengan pengambilan sampel darah pada tumit bayi yang baru lahir. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengelompokkan bayi yang mengalami gangguan hormon tiroid. Sehingga bayi bisa mendapatkan pengobatan dengan cepat dan tidak berdampak serius pada tumbuh kembangnya.

Pemeriksaan hormon tiroid pada anak dilakukan dengan pengambilan 2 3 tetes sampel darah yang diambil dari tumit bayi yang berusia 48 sampai 72 jam oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan. Apabila lebih dari usia tersebut, dikhawatirkan akan terjadi gangguan pertumbuhan dan perkembangan bayi yang sifatnya permanen. Karenanya, Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) sejak dini sangatlah penting untuk mencegah kelainan bahkan kematian pada bayi.

Artikel ini merupakan bagian dari KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

Waspada Risiko Pakai Sandal Jepit atau Sandal Karet Bagi Pasien Diabetes

Waspada Risiko Pakai Sandal Jepit atau Sandal Karet Bagi Pasien Diabetes

Luka menjadi momok tidak menyenangkan bagi pasien diabetes. Karena pasien kerap tidak menyadari adanya luka. Selain itu, luka pada pasien diabetes juga sulit untuk langsung pulih. Kalau tidak langsung tertangani, khawatir bisa sebabkan infeksi yang berujung amputasi.

Untuk mencegah terjadinya luka, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Salah satunya dalam menggunakan alas kaki. Menurut Dr. Junaidi M.Biomed dari Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso penggunaan sendal jepit atau karet punya risiko yang perlu diwaspadai.

"Pakai sendal karet, itu lecet di antara jari jempol dan telunjuk. Luka di sekitar situ. Dia tidak sadar mengalami luka," ungkapnya pada akun Instagram Kementerian Kesehatan, Jumat (19/1/2024). Ramalan Zodiak Cinta Hari Ini Rabu 31 Januari 2024: Aries Genit, Cancer Ekspresif, Leo Romantis Ramalan Zodiak Karier Hari Ini Rabu 31 Januari 2024: Taurus Tetap Sabar, Cancer Capai Impian

Elektabilitas Paslon Berubah Jelang Pencoblosan Menurut Hasil Survei Capres 2024 Terbaru Hari Ini Ramalan Zodiak Karier Hari Ini Rabu 31 Januari 2024, Scorpio Tepat Waktu, Virgo Coba Konsentrasi Kalender Jawa Hari Ini Rabu 31 Januari 2024, Weton Rabu Pahing, Melambangkan Ini

Pemain AS Roma Menyindir Jose Mourinho usai Raih Kemenangan atas Salernitana 1 2 Perlu Jadi Pertimbangan, Ini 4 Kriteria Rumah yang Cocok untuk Milenial dan Gen Z Oleh karena itu untuk pencegahan terjadinya luka atau kalau sampai terhindar dari komplikasi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.

Pertama, ketahui potensi risiko terjadinya luka dalam kegiatan sehari hari. Kenali dan sadari. Misalnya, para ibu berisiko terluka saat memasak di dapur. Sebagian ibu ada yang menggunakan sendal jepit saat memasak.

"Muslim habis wudu, juga pakai sendal jepit, kadang ada kerikil luka tidak disadari bisa luka," jelasnya. Kedua, penderita diabetes harus mengetahui bentuk luka. "Kalau secara awam, kita harus tahu dulu bentuk luka. Harus ada warna hitam, dia berlubang dan justru kalau luka diabetes bukan koreng tebal sekali. Tapi tipis tipis. Biasanya luka mengeluarkan bau," jelasnya.

Jika terjadi luka, segera datang ke layanan kesehatan agar mendapatkan penanganan yang tepat dan benar. Artikel ini merupakan bagian dari KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

Sebanyak 6,5 Juta Anak Telah Terima Vaksin Polio di Hari Keempat Sub PIN Polio

Sebanyak 6,5 Juta Anak Telah Terima Vaksin Polio di Hari Keempat Sub PIN Polio

Putaran pertama Sub Pekan Imunisasi Polio (Sub PIN Polio) di Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur dan Kabupaten Sleman Yogyakarta telah dimulai pada Senin, (15/1/2024). Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Maxi Rein Rondonuwu ungkap selama empat hari pelaksanaan Sub PIN, sebanyak 6.528.963 anak atau 76.9 persen dari total 8.491.178 sasaran telah menerima imunisasi polio. “Hingga Kamis (18/1/2024), total sasaran yang sudah di imunisasi polio mencapai lebih dari 6,5 juta anak atau 76,9 persen. Angka ini sudah melebihi target yang diharapkan,” kata Maxi pada keterangannya, Jumat(19/1/2024).

Maxi mengatakan, pemberian imunisasi novel Oral Polio Vaccine Type 2 (nOPV2) pada hari ketiga Sub PIN Polio ditargetkan mencapai cakupan sekitar 53,4 persen. Target tersebut, kata Maxi, tak hanya dicapai dari total gabungan imunisasi di ketiga daerah itu. Survei Elektabilitas Capres Terbaru Akhir Januari, Prabowo Klaim Menang 1 Putaran di Semua Survei

Hasil Survei Capres 2024 Terbaru, Elektabilitas 3 Paslon di Jawa Timur Ketat, Cek Jabar, Jateng DIY Elektabilitas Capres Januari 2024: 5 dari 7 Hasil Survei Tempatkan Anies Posisi ke 2 Ungguli Ganjar DEAL RESMI Transfer LIGA INGGRIS Pekan 4 Januari 2024: Man City 3, MU 9, Liverpool 14, Arsenal 3 Halaman 4

Hasil Survei Capres 2024 Terbaru Hari Ini, Jelang Pencoblosan Elektabilitas Beda Tipis di Jawa Timur Cara Sholat Jamak Takdim dan Takhir, serta Bacaan Niatnya Perlu Jadi Pertimbangan, Ini 4 Kriteria Rumah yang Cocok untuk Milenial dan Gen Z

Realisasi imunisasi di masing masing daerah juga telah melampaui angka tersebut. Secara rinci, Dirjen Maxi menyampaikan, cakupan imunisasi polio tambahan. Jawa Timur telah mencapai 3.580.916 atau 80,7 persen dari target 4.437.679 juta anak.

Jawa Tengah mencapai 2.858.936 anak atau 73,2 persen dari target total 3.903.678 anak. Sedangkan Sleman DIY mencapai 89.111 atau 59,5 persen dari total sasaran 149.821 anak. Maxi menambahkan, putaran pertama Sub PIN Polio masih akan berlangsung hingga 21 Januari 2024.

Ia pun mengajak seluruh masyarakat yang memiliki anak usia 0 7 tahun dan berdomisili di tiga wilayah tersebut agar memanfaatkan waktu yang masih tersisa sebaik mungkin. Ajak buah hati ke puskesmas, posyandu, atau pos pelayanan imunisasi yang ditunjuk pemerintah untuk mendapatkan imunisasi polio tetes secara gratis. Artikel ini merupakan bagian dari

KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

Kerap Keliru, Ini Perbedaan Pengapuran Sendi dan Pengeroposan Tulang

Kerap Keliru, Ini Perbedaan Pengapuran Sendi dan Pengeroposan Tulang

Masyarakat kerap keliru, menganggap pengapuran sendi sama dengan pengeroposan tulang. Padahal keduanya berbeda. Hal ini diungkapkan oleh Dokter Spesialis Ortopedi & Traumatologi Eka Hospital Permata Hijau dr Andi Praja Wira Yudha Lutfi, Sp. OT. Pengapuran atau osteoarthritis adalah gangguan pada sendi yang diawali dengan penurunan kualitas tulang rawan dari sendi.

"Istilah pengapuran untuk sendi. Sendi makin lama kan makin sempit. Itu yang orang Indonesia sebut sebagai pengapuran," ungkapnya pada media briefing di Jakarta, Kamis (18/1/2024). Sedangkan pengeroposan tulang menurut Organisasi kesehatan dunia (WHO) mendefinisikan osteoporosis sebagai penyakit tulang keropos. Hasil Survei Capres 2024 Terbaru Peta Elektabilitas Tertinggi Calon Presiden Rilis Januari

Info Survei Capres 2024: Cek Elektabilitas di Seluruh Indonesia, Prabowo dan Anies Ketat di Sumatera Kerap Keliru, Ini Perbedaan Pengapuran Sendi dan Pengeroposan Tulang Hasil Survei Elektabilitas Capres 2024 di 4 Lembaga: Anies, Prabowo dan Ganjar, Siapa Terkuat?

Hasil Survei Elektabilitas Capres Cawapres Terbaru Januari 2024, Cek Elektabilitas Paslon Terkuat Halaman all Survei Capres 2024 Terbaru Hari Ini, Capres Terkuat 50 Persen di Survei dan Polling Indonesia Kunci Jawaban IPAS Kelas 6 Halaman 6 Kurikulum Merdeka: Sendi dan Tulang

Perlu Jadi Pertimbangan, Ini 4 Kriteria Rumah yang Cocok untuk Milenial dan Gen Z Karena pada sebagian besar penderita osteoporosis, massa tulangnya berkurang atau mengalami penyusutan. Menurut dr Andi, kedua hal ini terbilang wajar karena bakal terjadi sejalan dengan pertambahan usia.

"Saya selalu edukasi ke pasien saya. Itu sebenarnya proses yang wajar. Itu hal yang wajar, sama hal nya rambut ubanan. Kulit jadi keriput, gigi ompong, mata rabun, tulang keropos, sendi pengapuran, itu hal wajar banget,"tambahnya. Pengeroposan tulang dan pengapuran sendi memang tidak bisa sembuh. Namun, seseorang bisa mencegahnya agar tidak semakin berat.

Lebih lanjut dr Andi ungkap jika proses ini bisa diperlambat dengan beberapa cara. Paling pertama jaga berat badan. Kalau berat badan berlebih maka beban makin berat. Sehingga sendi dan tulang semakin mudah mengalami aus.

Ketiga tetap bergerak atau berolahraga. Orang yang jarang bergerak mengakibatkan tulang kurang mendapatkan beban. Sehingga, pengeroposan pada tulang semakin cepat. "Bukan berarti sudah deh takut keropos rebahan saja. Itu jadi keropos justru. Karena tubuh membaca tidak ada tekanan, ya sudah jangan kasih tulang. Serap saja tulang, karena tidak ada tekanan," jelasnya.

Orang yang terbiasa berolahraga sejak muda, biasanya tulang akan lebih tebal dibandingkan mereka yang jarang bergerak. Artikel ini merupakan bagian dari KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

Tinggal di Lingkungan Bersih dan Sanitasi Baik Tetap Ada Risiko Terinfeksi Virus Polio

Tinggal di Lingkungan Bersih dan Sanitasi Baik Tetap Ada Risiko Terinfeksi Virus Polio

Belakangan virus polio jadi sorotan. Kementerian Kesehatan menyampaikan tiga anak di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah dilaporkan menderita lumpuh layu akut (acute flaccid paralysis/AFP) yang disebabkan oleh Virus Polio Tipe 2. Selain itu Kemenkes juga sebutkan ada sembilan kasus positif polio tipe 2 tanpa gejala di Sampang, Jawa Timur.

Penyebaran virus ini biasanya berada di lingkungan tidak bersih dengan sanitasi yang buruk. Lantas apakah virus polio ini masih bisa ditemukan di lingkungan yang tampak bersih denhan santiasi yang baik? Terkait hal ini, Dokter Spesialis Anak/Pediatrician Dr. Kanya Ayu Paramastri, Sp.A sebut kemungkinan risiko selalu saja ada.

Sehingga, pencegahan tetap harus dilakukan. Salah satunya dengan melakukan imunisasi lengkap. Kerap Jadi Korban KDRT, Istri Bunuh Suaminya dan Suntikkan Racun ke Bagian Intim Dilaporkan Hilang, Sumarno Ternyata Dibunuh Istri Pakai Racun Rumput, Mayatnya Ditemukan Membusuk

Sub PIN Polio Menyasar Anak Usia 0 7 Tahun, Ini Dampak jika Terinfeksi Polio Kerap Dapat KDRT, Istri di Sumbar Racun Suami, Mayat Membusuk di Dekat Kandang Kambing POPULER SUMBAR: Istri Bunuh Suami Pakai Racun di Pasbar dan TPA Payakumbuh Belum Bisa Digunakan

Cegah Kasus Polio, Dinkes DIY Imbau Masyarakat Terapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat Hasil Survei Elektabilitas Capres Terbaru, Surya Paloh Buka Bukaan Soal Peluang Anies Cak Imin Halaman all "Risiko tetap ada. Jadi tetap harus diberikan (vaksin) walau higine lingkungan bagus. Sumber air kita bener kok, bukan air tanah," ungkapnya pada kanal YouTube Kementerian Kesehatan dilansir, Minggu (14/1/2024).

Penularan bisa saja ada pada makanan yang dikonsumsi. Misalnya makanan yang dimakan belum terjamin kebersihan dan cara masaknya.. "Ada ayam, sambal, kemangi. Sambel kadang dimasak, kadang mentah. Kemangi, selada mentah, tapu yakin dicuci bersih? Tidak tahu apakah dari tanah perkarangan yang kebetulan terkontaminasi," jelasnya.

Oleh karena itu, selain imunisasi lengkap, dr Kanya mengingatkan memasak air dan makanan benar benar matang. "Cuci bersih dan dimasak, benar benar virus mati proses pemasakan. Pasti lebih bersih dan sehat," imbaunya. Selain itu, hal lain yang perlu diperhatikan ibu adalah ketika membuat popok yang baru saja dipakai.

Popok dengan kotoran anak bisa menjadi wadah penularan virus polio. Ia pun menganjurkan saat membuat popok, ditutup atau digulung kemudian letakkan pada tempat terpisah. 'Hati hati petugas pengambil sampah juga berisiko. Misalnya bentuk pup sudah padat, dibuang ke toilet, kemudian baru digulung jauh lebih baik,"pungkasnya.

Artikel ini merupakan bagian dari KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

Tidak Hanya Covid-19, Herd Immunity Juga Harus Dibangun Cegah Penyebaran Polio

Tidak Hanya Covid-19, Herd Immunity Juga Harus Dibangun Cegah Penyebaran Polio

Tidak hanya Covid 19, kekebalan kelompok atau herd Immunity juga perlu dibangun untuk cegah penyebaran polio. Hal ini diungkapkan oleh Dokter Spesialis Anak/Pediatrician Dr. Kanya Ayu Paramastri, Sp.A. "Herd immunity sangat penting, bukan Covid 19 saja. Semakin tinggi cakupan imunisasi semakin kebal warga di sekitar situ," ungkapnya pada kanal YouTube Kemenkes dilansir, Minggu (14/1/2024).

Herd Immunity adalah ketika sebagian besar populasi kebal terhadap penyakit menular tertentu. Sehingga memberikan perlindungan tidak langsung atau kekebalan kelompok bagi mereka yang tidak kebal terhadap penyakit menular tersebut. "Semakin banyak anak diimunisasi di lingkungan tersebut, angka kekebalan tinggi bahkan bisa melindungi anak yang kurang beruntung tidak bisa mendapatkan vaksin," jelasnya.

Beberapa kelompok rentan yang bisa saja tidak bisa mendapatkan vaksin seperti anak yang alami gizi buruk. Gelar Operasi Pasar Murah di Pasar Besar Kota Madiun, Mendag Zulkifli Hasan Bagikan Beras Gratis Pasar Kliwon Pagu, Pasar Hewan Sentra Jual Beli Kambing di Kabupaten Kediri

Tidak Hanya Covid 19, Herd Immunity Juga Harus Dibangun Cegah Penyebaran Polio Dinkes Temukan Tiga Bahan Pangan di 2 Pasar Kota Tangerang Positif Mengandung Formalin Dony Tri Senang Dipanggil Shin Tae yong, Bersiap Bantu Timnas Indonesia di Piala Asia U23 Wartakotalive.com

Pastikan Stabilisasi Harga Beras, Gubernur Jatim Tinjau Pasar Murah di Kota Kediri Cegah Penyebaran Penyakit Polio, Dinkes Kabupaten Nganjuk Bakal Gelar Imunisasi Polio Selama 2 Bulan Hasil Survei Elektabilitas Capres Terbaru, Surya Paloh Buka Bukaan Soal Peluang Anies Cak Imin Halaman all

Atau, anak yang menderita penyakit tertentu sehingga daya tahan tubuh ikut menurun, misalnya kanker. "Bisa juga tengah mengonsumsi obat obatan yang menekan daya tahan tubuhnya. Teman teman sekitar melindungi dengan cara mereka diimunisasi sehingga bisa melindungi anak tersebut,"paparnya. Semakin banyak anak yang divaksinasi di lingkungan tersebut, maka virus akan sulit masuk.

Imunisasi polio yang lengkap terdiri dari vaksin tetes (OPV) diberikan 4 kali, yaitu pada usia 1, 2, 3, dan 4 bulan. Lalu Imunisasi polio suntik (IPV) diberikan 1 kali pada usia 4 bulan. Artikel ini merupakan bagian dari

KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

Tak Perlu Panik, Ini yang Bisa Dilakukan Orang Tua Saat Anak Alami KIPI Usai Imunisasi

Tak Perlu Panik, Ini yang Bisa Dilakukan Orang Tua Saat Anak Alami KIPI Usai Imunisasi

Imunisasi penting untuk memberikan perlindungan pada anak cegah infeksi dari penyakit. Usia imunisasi, biasanya sebagian anak mengalami kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI). Beberapa KIPI yang dirasakan anak setelah imunisasi seperti demam dan nyeri pada bekas suntikan.

Terkait KIPI, Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) Prof. Dr. dr. Hinky Hindra Irawan Satari, Sp.A(K), M.TropPaed imbau orangtua jangan panik. Ada beberapa upaya yang bisa dilakukan saat anak tunjukkan gejala KIPI. Pertama jika anak demam, orangtua bisa berikan obat penurun demam.

Kata Ganjar dan TKN soal Pernyataan Guntur Soekarnoputra Mengenai Jokowi Sesalkan Ucapan Guntur Soekarnoputra, Relawan Jokowi Pro Prabowo: Dilandasi Sakit Hati Pernyataan Politik Guntur Soekarnoputra Jadi Sorotan, Sebut Nama Jokowi Saat Kampanye Ganjar Mahfud

Relawan Jokowi Pro Prabowo Sesalkan Pernyataan Guntur Soekarnoputra Soal Joko Widodo Mau Diapain Hore, Sekarang Bisa Pantau Kota Pontianak Lewat CCTV Perlu Jadi Pertimbangan, Ini 4 Kriteria Rumah yang Cocok untuk Milenial dan Gen Z

"Kasih obat penurun demam. Itu hanya sinyal tubuh ada reaksi terhadap benda asing masuk," ungkapnya pada konferensi pers virtual, Jumat (12/1/2024). Saat tubuh membentuk antibodi, maka tubuh akan merespons melalui suhu. Respons suhu yang diberikan pun bermacam macam. "Ada (suhu) tinggi atau rendah. Biasanya semalam juga turun," tambahnya.

Jika suhu badan anak tidak turun dalam semalam, maka bisa saja disebabkan selain vaksin. Karenanya langkah kedua adalah bawa anak ke dokter atau fasilitas kesehatan terdekat. "Jadi tidak perlu panik tapi juga waspada. Kalau ada demam kasih obat penurun demam. Kalau ada demam segera beri pengobatan dan pertolongan sehingga cepat tertangani," tutupnya.

Artikel ini merupakan bagian dari KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

Anggapan Ini Salah! Tidak Merokok di Depan Anak Aman, Ternyata Dampaknya Bisa Sebabkan Pneumonia

Anggapan Ini Salah! Tidak Merokok di Depan Anak Aman, Ternyata Dampaknya Bisa Sebabkan Pneumonia

Kebiasaan merokok sudah sejak lama diketahui dapat timbulkan beragam bahaya kesehatan. Namun masih banyak orangtua yang mengabaikan bahaya merokok. Beberapa ada yang membela diri dengan tidak merokok di depan anak.

Padahal, tidak merokok di depan anak tetap bisa sebabkan Pneumonia. Pneumonia sendiri adalah infeksi yang menimbulkan peradangan pada kantung udara di salah satu atau kedua paru paru, yang dapat berisi cairan atau nanah. Suami di Palembang Lapor Polisi Jadi Korban KDRT Istri, Disiram saat Tidur, Sedih Diusir dari Rumah

Api Berkobar di Samping Toilet Bikin Siswa SMK Muhammadiyah 1 Samarinda Histeris Prabowo Gibran Raih 40 Persen Suara di Jatim Menurut Hasil Survei Litbang Kompas Capres Terbaru Agak Lain, Eric Lapor Polisi Jadi Korban KDRT Istri, Ditangani Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 9 Halaman 126 127 Semester 2: Pertanyaan Telaah Halaman all Daftar Eks PSM Makassar Degradasi ke Liga 3, Ada yang Terancam Dilaporkan ke Polisi DEAL RESMI Transfer LIGA INGGRIS Pekan 4 Januari 2024: Man City 3, MU 9, Liverpool 14, Arsenal 3

Kunci Jawaban PKN Kelas 12 Halaman 92: Jelaskan Pengaruh Negatif Kemajuan Iptek bagi Indonesia Halaman 4 Dokter spesialis anak RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta Pusat, Dr. dr. Nastiti Kaswandani, Sp.A (K) pun menjelaskan kenapa hal ini bisa terjadi. Ia menjelaskan adanya istilah Third hand smoke (THS).

Istilah THS ini adalah ketika adanya zat zat berbahaya atau residu racun dari asap rokok yang tidak terlihat dan menempel pada barang barang yang ada di sekitar. "Ketika ada perokok di rumah, bahan kimia dari asap rokok bisa tertinggal di mana saja. Seperti rambut, kulit, baju, sofa dan lainnya. Meski tidak merokok di hadapan anak, tapi (tetap) bisa meningkatkan risiko infeksi saluran pernapasan," jelasnya pada media briefing virtual, Kamis (11/1/2024). Residu beracun ini bisa terhirup dan masuk ke dalam paru paru.

Lambat laun bisa menyebabkan infeksi hingga peradangan. Sayangnya tidak banyak yang tahu jika residu rokok di dalam rumah tidak bisa hilang dengan mudah. "Bahkan walau telah membuka jendela atau menyalakan kipas angin, residu tersebut tidak bisa langsung hilang," pungkasnya.

Artikel ini merupakan bagian dari KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

Hati-hati, Stres Bisa Turunkan Daya Tahan Tubuh

Hati-hati, Stres Bisa Turunkan Daya Tahan Tubuh

Stres kerap kali muncul ketika hadirnya masalah atau situasi yang tidak menyenangkan. Merasa stres terbilang wajar, namun tidak boleh berlarut larut, karena dapat berimbas pada kesehatan tubuh. Tidak hanya gangguan kesehatan tubuh, stres juga bisa turunkan imunitas.

Hal ini diungkapkan oleh Dokter Kejiwaan dr. Alvinia Hayulani, Sp.KJ. "Saya sampaikan pepatah di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat itu ternyata benar sekali," ungkapnya dalam talkshow kesehatan, Selasa (2/1/2024). Ditegur KPI, Ivan Gunawan: Mematikan Karakter Saya!

Akui Tertekan Usai Ditegur KPI, Kini Ivan Gunawan Kabarkan Akan Tinggalkan Indonesia Hati hati, Stres Bisa Turunkan Daya Tahan Tubuh Manfaat Biji Selasih untuk Kesehatan, Menjaga Daya Tahan Tubuh hingga Menjaga Kesehatan Hati

BLT El Nino 2024 Cair 3 Bulan Sekaligus, Segera Cek Daftar Penerima Manfaat lewat HP Serambinews.com Ivan Gunawan Mulai Menerima Teguran KPI Hati hati Stres saat Menyusui Bisa Berdampak Buruk Bagi Ibu dan Bayi, Ini 5 Dampaknya

Kunci Jawaban PAI Kelas 8 Kurikulum Merdeka Halaman 158 161: Soal Pilihan Ganda Halaman all Lebih lanjut ia pun menjelaskan penyebabnya. Ketika stres, baik itu fisik maupun psikis, tubuh aakan mengeluarkan hormon stres bernama kortisol.

Jika hormon ini terus meningkat, jantung akan berdebar debar. Napas menjadi pendek dan gampang meningkatkan asam lambung, otot otot pun menjadi kaku dan tegang. "Bayangkan jika stress tersebut atau respons tersebut berlangsung lama atau kronis. Apa sih yang terjadi? Akhirnya bisa menurunkan daya tahan tubuh," jelasnya.

Ketika daya tahan tubuh turun, maka rentan mendapatkan serangan penyakit. "Seperti mesin di pabrik kalau kita terus terusan pakai tanpa ada istirahat kan akhirnya kinerjanya menurun sama seperti tubuh itu juga," paparnya. Oleh karena itu, penting untuk mengelola stres.

Artikel ini merupakan bagian dari KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.